Pernahkah Anda mengalami suatu kondisi dimana bagian dada hingga tenggorokan terasa tidak nyaman seperti terbakar, panas dan mulut terasa pahit? Jika iya, maka kemungkinan besar Anda mengalami kondisi yang disebut refluks asam (refluks gastroesofagus). Refluks asam adalah suatu kondisi dimana asam lambung naik ke esofagus/tenggorokan. Hal ini dikarenakan belum sempurnanya katup antara lambung dan esofagus.
Lambung merupakan salah satu organ pencernaan yang sangat penting untuk menghancurkan makanan yang kita konsumsi sehingga lebih mudah dicerna oleh usus. Cara kerja lambung dalam menghancurkan makanan ini adalah dengan mengeluarkan cairan asam, cairan ini akan menghancurkan makanan sehingga bentuknya lebih halus dan lembut. Namun terkadang ada masalah yang timbul ketika lambung memproduksi cairan asam yang melebihi batas normal. Kelebihan cairan asam ini akan membuat lambung jadi terluka atau mengalami peradangan jika tidak segera ditangani.
Gejala Penyakit Asam Lambung
Beberapa gejala yang mungkin muncul ketika seseorang mengalami sakit asam lambung adalah:
- Rasa sakit dan panas di daerah dada dan ulu hati. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan istilah heartburn.
- Rasa panas di kerongkongan.
- Sakit tenggorokan dan suara serak.
- Mulut terasa pahit dan masam.
- Susah ketika menelan makanan atau minuman.
- Batuk kering.
- Sendawa yang cukup sering.
Refluks asam mungkin tidak berhubungan dengan sebab apapun, namun ada beberapa faktor-faktor yang bisa meningkatkan risikonya. Faktor-faktor tersebut adalah kegemukan, kehamilan, merokok, berbaring, sembelit, banyaknya makanan di perut, dan hernia hiatal.
Pencegahan Penyakit Asam Lambung
Selama ini pengobatan refluks asam dilakukan dengan obat yang dapat mengurangi asam lambung, baik secara medis maupun dengan obat asam lambung herbal. Namun ada juga cara lain untuk mencegah terjadinya refluks, yaitu dengan pengelolaan asam lambung yang tepat. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit asam lambung, seperti dikutip dari health.kompas.com yaitu:
- Kurangi berat badan >> Sebuah studi di tahun 2005 pada 453 responden mengungkapkan, kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko dari gejala refluks asam lambung. Studi yang dipublikasi dalam The American Journal of Gastroenterology itu juga menyebutkan, bahwa diet sehat seperti memilih lemak sehat, sayuran berdaun dan berbunga, kaya serat dan karbohidrat kompleks mampu membantu menstabilkan gula darah dan mengoptimalkan kinerja hormon pembakar lemak.
- Kurangi makanan pemicu refluks >> Beberapa makanan seperti jeruk, tomat, bawang putih, dan beberapa jenis makanan lain dapat memicu produksi asam lambung yang berlebih sehingga meningkatkan risiko refluks. Meskipun reaksinya berbeda pada setiap orang, ada baiknya Anda tetap waspada saat mengkonsumsi makanan tersebut.
- Minum cukup air >> Sejumlah peneliti setuju bahwa refluks dapat dipicu oleh keadaan dehidrasi pada saluran pencernaan atas. Meski begitu, minum banyak air saat waktu makan juga dapat membuat perut cepat penuh dan justru memicu refluks. Oleh karena itu, sebaiknya minum air dilakukan sekitar satu jam sebelum makan.
- Hindari terlalu banyak konsumsi karbohidrat >> Menurut beberapa studi, mengurangi gula dan makanan tinggi karbohidrat bisa mengurangi gejala refluks. Sebuah studi bahkan menyebutkan, bahwa karbohidrat lebih berperan memicu refluks dibandingkan dengan kopi ataupun lemak.
- Kurangi gluten >> Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology menunjukkan bahwa gejala refluks sering dijumpai pada mereka yang mempunyai penyakit seliak. Penyakit seliak adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan terjadinya alergi akibat intoleransi gluten (sejenis protein yang terdapat pada tepung terigu, barley, gandum, gandum hitam). Mengurangi makanan yang mengandung gluten dapat menjadi solusi untuk menghindari gejala tersebut.
- Makan perlahan >> Menurut studi yang dimuat dalam The American Journal of Gastroenterology, mereka yang terburu-buru saat makan lebih cenderung untuk mengalami refluks. Maka cobalah untuk menikmati makanan Anda secara perlahan. Ingat, 20 menit merupakan waktu yang dibutuhkan oleh otak untuk menerima pesan bahwa Anda sudah kenyang.
- Konsumsi enzim pencernaan dan probiotik >> Enzim pencernaan dan probiotik dapat memperbaiki proses mencerna sehingga mengurangi risiko refluks. Enzim pencernaan bisa didapat dari sayur-sayuran segar dan suplemen.
- Cukup tidur >> Studi dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan, bahwa orang yang kurang tidur pada suatu malam cenderung untuk mengalami refluks di keesokan harinya. Maka pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup, yaitu sekitar 7-9 jam per hari.
- Kurangi stres >> Stres merupakan faktor pemicu dari banyak penyakit, termasuk refluks asam lambung. Sebuah studi dalam The American Journal of Gastroenterology menemukan, bahwa mereka yang sedang stres cenderung mengalami peningkatan risiko tekanan darah tinggi, denyut jantung, dan gejala refluks.
Itulah cara pencegahan sakit asam lambung yang bisa Anda coba lakukan supaya terhindar dari penyakit asam lambung. Bukankan mencegah lebih baik daripada mengobati? So, berfikir postitif lah dalam menjalani hidup,,, Semoga lekas sembuh! :)
0 comments:
Post a Comment